Resensi: CSR Politik


Resensi CSR PolitikOleh CATUR NUGROHO | Publikasi di Majalah PR Indonesia (12/2014)

Dalam hal ini, buku Dedi Kurnia Syah Putra yang berjudul Komunikasi CSR Politik, tidak bermaksud menghakimi bahwa partai politik tidak berpihak pada rakyat. Sebagai contoh, penulis mengulas beberapa partai yang layak mendapat apresiasi karena mencanangkan program kasat mata yang berpihak pada rakyat. Sebut saja Golkar dengan program ekonominya, PAN dengan program serupa, Gerindra, dan juga partai lainnya. Buku ini, sedikit imajinatif karena memuat unsur yang anomaly, yakni CSR Politik. Tetapi, pembaca bisa menilai ini bukan hasil imajinasi tanpa proses dinamika akademik penulis, bukan ajang mencari sensasi, juga bukan parade citra dan popularitas.

Ide dasar pertanggungjawaban politik karena melihat konstituen yang secara langsung berdampak. Politik, seyogyanya sebagai ranah kontrol kehidupan Negara yang teratur. Sehingga dapat di pahami jika keberadaan politik sewajarnya menjadikan Negara lebih tertib, seluruh rakyat terakomodasi disegala kebutuhan. Politik, kaitannya partai politik dan politisi. kehadiran partai politik bukan hanya pada saat pemilihan umum semata. Tetapi, parpol memiliki kebutuhan untuk eksis dalam jangka panjang, sehingga diperlukan srategi membangun reputasi, ukan citra, setidaknya mirip dengan perusahaan.

*Penulis adalah Dosen Tetap di Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom


38 responses to “Resensi: CSR Politik”

  1. Saya setuju dengan pembahasan ini, citra partai politik dan politisi dari zaman era orde baru hingga zaman ini semakin memburuk. Menurut analisa saya, hal ini memiliki berbagai faktor. Terutama pada 5 faktor ini :

    Pertama karena banyaknya kasus korupsi yang melibatkan politisi baik di pusat dan di daerah, Kedua ternyata ada aktor baru dalam korupsi politik saat ini yaitu oknum di badan anggaran,
    Ketiga yaitu janji – janji yang hingga kini masih belum terealisasi. Keempat adanya beberapa lembaga yang melindungi beberapa perusahaan, wakil rakyat, serta kasus – kasus untuk kepentingan politik yang jelas menyimpang dan sudah di bicarakan oleh beberapa pengamat, profesor, bahkan masyarakat. Dan kelima adalah adanya media sosial yang membuat informasi tentang kasus yang terjadi menyebar.

    Dikarenakan faktor di atas, menjadikan masyarakat beranggapan bahwa ini adalah kepentingan partai politik, atau pribadi. Apalagi bila adanya rapat tertutup, yang membuat masyarakat tidak mengetahui mengenai informasi tersebut, justru membuat masyarakat semakin curiga, dan ingin lebih tau.

    “Masyarakat sudah tidak puas dengan kinerja Parpol, yang notabene lebih memikirkan kelompoknya sendiri”

    Hal tersebut memicu opini publik yang menjadi negatif, dan kepercayaan pada partai politik mulai berkurang. Bahkan akibat dari citra parpol yang semakin memburuk, kini bermunculanlah calon – calon independen yang mengajukan ke ikut sertaannya dalam pilkada, dan kursi pemerintahan.

    “Kami masyarakat cerdas, dan bisa menilai kinerja wakil – wakil kami di pemerintahan. Jangan menghilangkan kepercayaan kami, karena kepercayaan adalah sebuah kunci.” – isi hati rakyat..

    Naufal Ahmad Kharisma
    KM 38 MC 02
    Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Telkom University.

  2. Pada kenyataannya di Indonesia sendiri, partai politik masih menjadi ajang hanya soal formalitas. Dimana setiap menjelang pilkada, partai politik berlomba – lomba mengambil simpati dari masyarakat.

    Annisa Luthfiyyah
    1502144301
    KM 38 MC2

  3. Menurut saya, istilah CSR partai politik memiliki arti yang sama dengan “branding partai politik” atau “membangun opini publik positif” kepada partai politik bersangkutan. Masyarakat Indonesia memang membutuhkan “CSR partai politik” ini dalam beberapa aspek, contohnya beberapa program CSR parpol yang mengusung bidang ekonomi dapat sangat membantu segelintir orang yang hidup dengan kurang layak, tetapi menurut saya pribadi, hal tersebut masih kurang penting dibandingkan hasil bukti nyata kinerja partai politik yang bertugas menjadi moda penyampaian aspirasi masyarakat, yang kini mulai beralih fungsinya menjadi kurang berpartisipasi dalam melayani masyarakat.
    Kurniati putri haeirina,
    Marcomm 2
    1502140037

  4. Dalam tulisan ini membahas tentang buku yang di tulis oleh pak dedi kurnia syah putra. Di sini tertulis bahwa inti yang terkandung dalam buku ini bahwa penulis tidak bermaksud menghakimi bahwa partai politik tidak berpihak pada rakyat, tetapi penjelasan singkat yang di tulis dalam tulisan ini justru sisi positif yang isinya menjelaskan bahwa partai politik sangat berpihak pada rakyat. Seharusnya penjelasan singkat ini justru menjelaskan sisi yang di anggap oleh masyarakat negatif atau tidak berpihak pada mereka tetapi hasil dari kegiatan partai politik tersebut justru sangat positif bagi masyarakat luas, dengan begitu penjelasan ini sesuai dengan inti buku yang di sebutkan oleh penulis yaitu tidak bermaksud menghakimi bahwa partai politik tidak berpihak pada rakyat dengan cara melihat hal negatif dari sisi yang positif. Cara seperti ini mungkin akan mempengaruhi masyarakat untuk membuka pikirannya untuk memandang partai politik dengan tidak melihatnya sebelah mata, dan juga mereka akan lebih tertarik membaca buku ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu partai politik.

  5. menurut saya parpol yang sekarang ini menjadi tidak efisien kenapa meraka hanya berlandaskan kekuatan partai untuk mencapai ke popularitas dimn partai akan mengusung jagoan2nya untuk duduk di bangku pemerintah dan hanya memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan rakyat.

  6. Selamat maaml pa, saya sudah review tugas komunikasi global. Mohon bapa check blog saya di ribkabonita.student.telkomuniversity.ac.id

Leave a Reply