Terminologi Komunikasi Politik


“Komunikasi Politik sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain” (Maswadi Rauf, 1993: 32)

Membincang istilah “Komunikasi” akan melahirkan berbagai pemaknaan, ia bisa saja memiliki seperangkat hipotesa mengenai proses atau intuisi pertukaran ide, gagasan, pesan dan juga informasi dari pengirim (sender/source) kepada penerima (receiver/respondent) guna memperoleh tanggapan.

Media dan Politik membincang simbiosis-mutualisme antara stelsel Media dan Politik
Media dan Politik membincang simbiosis-mutualisme antara stelsel Media dan Politik

Banyak buku-buku yang ditulis oleh pakar komunikasi dan tidak satupun dari mereka berani memberikan gambaran tunggal mengenai definisi komunikasi, karena komunikasi lahir atas dasar kebutuhan untuk menjelaskan realitas yang sedang terjadi.

Etymology Komunikasi atau Communication berawal dari sebuah kata latin yang bermakna “Communis” atau “sama”, atau juga “Communicare” yang berarti “membuat sama” (to make common). Secara sederhana definisi Komunikasi mengacu pada pengalihan informasi dari sumber kepada penerima untuk mendapat tanggapan atau saling berbagi informasi, gagasan dan sikap.[1]

Pada mulanya, komunikasi adalah kajian yang membincang persoalan proses pesan, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan berdampak sangat signifikan bagi perkembangan komunikasi. Ilmu Komunikasi (Communicology) adalah interdisciplinary science, memiliki latar belakang dari berbagai bidang kajian ilmu, terutama ilmu-ilmu sosial.

Harold Lasswell, Satu dari Empat father of communication adalah berlatar belakang Ilmu Politik, penelitiannya mengambil sampel propaganda dalam perang dunia kedua (PD II), hasil penelitian tersebut menjadi sumbangan besar bagi perkembangan ilmu komunikasi saat ini. Selain Laswell, Kurt Lewin dikenal dalam lapangan Psikologi Sosial, Paul Felix lazarfeld adalah Doktor dalam bidang Matematika Terapan dari Universitas Wina, dan nama terakhir dari empat bapak komunikasi adalah Carl Hovland yang berlatar belakang Psikologi dari Universitas Yale.[2]

Sementara Politik bermula dari kata Latin Politicus dan bahasa Yunani (Greece) Politicos yang memiliki makna relating to citizen (berkaitan dengan warga) atau sesuatu yang memiliki hubungan dengan kepentingan bersama (khalayak), keduanya bermula dari sebuah kata Polis yang bermakna Negara Kota (city state).[3]

Politik, memulai perintisan ilmu politik secara umum telah terjadi sejak lebih dari 2500 tahun yang lalu, bahkan perbincangan politik nyaris mempengaruhi semua pemikir-pemikir dari segala zaman, politk menguasai segala lini sendi pengetahuan hingga ia di sebut sebagai Master of Science.[4]

Tidak ada bidang pengetahuan dan peradaban manusia yang terlepas dari gairah kajian politik. Lihat saja St. Augustine, Maimonides, St. Thomas Aquinas dan Calvin. Dan juga filosof seperti Plato, Aristoteles, Kant, Hegel dan Maritain. Para penyair diantaranya adalah Dante dan Coleridge. Penulis novel terkenal semacam Dostoevski, Hauthorne dan Orwell. Ilmuwan semisal Priestley dan Huxley. Ada juga ahli matematika Einstein serta negarawan setaraf Cicero, Burke, Calhoun dan Wilson.[5] Mereka semua adalah sedikit dari pemikir yang terpengaruh oleh kenikmatan kajian politik.[dkh]

———

[1] Wilbur Schramm, How Communication Work. Dalam Jean M Civikly (ed.) Message, New York: Random House, 1974

[2] Antony, Riuhnya Persimpangan Itu: Seri Komunikasi. Solo: Tiga Serangkai, 2004

[3] Istilah Polis digunakan pada zaman Yunani Kuno yang bermakna Negara kota. Lihat: Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 2010

[4] H. Victor Wiseman, Politics: Master of Science. London: Routledge and Kegan Paul, 1969

[5] Henry J. Schmandt, A History of Political Philosophy, United of America: the Bruce Publishing Company, 1960


Leave a Reply